hai semua, kali ini cara ebit ingin memberikan sedikit cerita tentang pengalaman cara ebit. semoga bisa bermanfaat dan jadikan suatu pelajaran, ingin mengenal cara ebit lebih dekat, silahkan kalian baca cerita cara ebit. ini dulu ebook yang saya buat untuk saya sendiri dan saya bagikan agar semua dapat ambil pelajaran.
Saya Ebit Juanda lahir di Depok,saya
5 bersaudara, 2 Prempuan , dan 2 Laki-laki saya anak ke 4 dari Ayah saya Budin
dan Ibu saya Masih, keluarga sederhana yang tumbuh ditengah kehidupan
masyarakat, Kakak saya sudah berkeluarga semua, dan saya pun baru menikah,
tinggal satu adik saya yang belum menikah, kami tinggal ber 4 didalam keluarga,
begitu besar cinta orang tua saya kepada anak-anaknya, saya sebagai anak sangat
bersyukur memiliki kedua orang tua yang membesarkan anak-anaknya dengan kerja
keras dan jerih payah mereka, begitu banyak pengorbanan mereka untuk anaknya,
mereka tidak pernah mengeluh , mereka selalu bergembira jika kami berkumpul.
Ayah saya seorang kuli bangunan, dan tukang ojek, apa pun dia kerjakan
untuk menghidupi keluarganya, siang dan malam bekerja tanpa memikirkan
kondisinya, ibu saya hanya Ibu rumah tangga sambil menjaga sekolah, yang hanya
menerima gaji 500rb, tetapi dia tetap tegar tidak pernah mengeluh selalu dia
kerjakan dengan Ikhlas.
Saya banyak belajar dari mereka berdua dimana saya harus banyak
beryukur karna memiliki mereka, hari demi hari mereka lalu untuk menghidupi
keluarga, sakit pun terkadang mereka tidak pernah mengeluh, tetapi selalu
berusaha tegar didepan anak-anaknya. Seperti pepatah “ Surga Ditelapak Kaki
Ibu” itu memiliki arti yang sangat luar biasa.
“Cintailah keluarga karna keluarga tidak ada
bekasnya. Hanya keluarga yang membantu kita. Hanya keluarga tempat tinggal
kita, kemanapun kita pergi keluarga selalu ada”
Ketika 17 juni 2008, itu terdengar teriakan Sorak sorai teman-teman bahwa “ Akhirnya aku lulus” begitu senangnya melihat mereka bergembira, saya pun akhirnya lulus sekolah, senang rasanya bisa melihat daftar nama Kelulusan, Rasa yang susah untuk diungkapkan, dimana rasa bercampur aduk, namun sedih meninggalkan sekolah selama 3 tahun.
Saya Pulang kerumah
memberitahu keluarga dirumah bahwa saya lulus, sesampainya dirumah saya
sembunyikan surat kelulusan saya, saya membuat sedikit surprise , saya bilang
saya tidak lulus, Keluarga dirumah pun terkejut mendengar perkataan saya ,
dengan muka melas . Setelah mereka merasa sedih, akhirnya saya keluarkan surat
kelulusannya, dan saya kasih lihat, mereka pun senang sekali melihat anaknya
lulus sekolah.
Saya pun senang
sekali, seakan-akan dunia Sekolah telah saya lalui, seperti biasa dengan
kegiatan yang saya lakukan sehari-hari, membantu orang tua mencari empan
kambing untuk, karna saya senang bisa membantu pekerjaan mereka, tak pernah
malu saya melakukannya karna menurut saya itu ibadah. Selesai mencari empan
kambing, saya bermain dengan teman-teman rumah sambil bertanya-tanya dengan
teman sebaya saya apakah mereka lulus sekolah. Alhamdulillah teman-teman saya
lulus semua.
Hari pun berlalu
Hinggga akhirnya tibalah saatnya perpisahan dengan Guru-guru dan teman-teman
sekolah, rasa sedih pun terlihat dari semua yang hadir, Guru pun memberikan
apresiasi, akhirnya kalian lulus semua setelah lama mengenyam pendidikan,
lanjutkan pendidikan kalian hingga Sarjana, atau sampai setinggi-tingginya.
Suasana hening
bercampur aduk, serasa hati ini sedih sekali harus berpisah dengan mereka yang
telah membimbing muridnya hingga lulus
sekolah, jasa mereka tak akan pernah
hilang yang telah menjadikan saya dan murid lainnya hingga berhasil lulus 100%.
Setelah itu satu ruangan menangis dengan rasa penuh gembira bahwa mereka telah
berhasil, tak terbendung lagi air mata menetes membasahi wajar mereka.
Setelah Lulus saya
hanya menjadi Pengacara (Pengangguran banyak acara) , sebelum mendapat
pekerjaan saya membantu kedua orang tua saya. Membantu mereka dalam hal apapun,
dan seperti biasa saya mencari empan kambing untuk peliharaan babeh dirumah,
setelah berbulan-bulan menjadi Pengacara, Akhirnya saya ditawarkan pekerjaan
oleh orang tua saya sebagai kenek kuli bangunan, sungguh senangnya , hari
pertama pun dimulai saya membantu pekerjaan ayah saya yang sebagai tukang dan
saya keneknya, mengaduk semen, mengangkat batako, membuat besi siku, cukup melelahkan
pekerjaan Kuli ini, tapi saya tidak putus asa saya tetap jalani dengan semangat
untuk bekerja. Kerjanya pun cukup lama dari jam 9 sampai jam 4 sore, ini awal
saya bekerja sungguh melelahkan.
Keesokan harinya saya
bangun tidur namun apa yang terjadi badan saya ga bisa digerakin kalo digerakin
sakit. Kaya dipukulin, serasa badan ini tidak dapat bergerak sekalipun bergeras
serasa nyeri sekali.
Babeh bicara : itu udah biasa
nanti juga sembuh kalo baru-baru emang kaya gitu jadi rasain aja , besok juga
enak kaya biasa. Karna urat masih pada kaku jadi pasti nyeri, Ayo kerja lagi
nanti juga hilang rasa sakitnya.
Saya pun menjawab : Oh ternyata seperti ya beh, okeh ayo kita lanjutkan
kerjanya. Jadi jika kita melakukan pekerjaan berat pasti awalnya akan berasa
sakit, tetapi setelah saya jalani memang
benar tidak ada rasa sakit sedikitpun karna sudah terbiasa.
Setelah selesai bekerja kami pun pulang kerumah,
untuk melepas lelah, ketika malam dating perut ini terasa lapar, saya coba
untuk kedapur namun tidak ada apa-apa hanya ada nasi putih, akhinya saya ambil
nasi putih saya campurkan garam, lalu saya makan dipojokan , sambil berangan, “saya
harus lebih baik dari orang tua saya, saya harus bisa, saya yakin saya
bisa,sambil meneteskan air mata.
Setelah seminggu
bekerja saya menerima Upah (gaji) selama satu minggu 125rb gaji yang cukup besar
untuk saya yang baru bekerja , saya kasih orang tua 50rb saya hanya megang 75rb
itu sudah sangat besar karna belum ada penghasilan lain. Betapa senangnya
ketika bisa memberikan hasil untuk orang tua,
Semakin hari saya
semakin giat untuk bekerja mencari uang sendiri, saya tidak pernah meminta
sepeserpun dengan orang tua, karna saya tidak ingin menyusahkan mereka, uang
saya simpan dan saya tabung untuk keperluan lainnya. Hingga, terbenak
dipikiran? Saya ingin kuliah ingin memiliki pendidikan yang lebih baik dari
Babeh dan ema saya. Saya merasakan betapa berat perjuangan mereka untuk
menghidupi kebutuhan keluarganya.
Setelah 3 bulan
bekerja jadi kuli, saya mencoba melamar disebuah sekolah dasar negeri dikota
depok. Dengan dites komputer, awalnya saya kaget wah, dites komputer? Apa saya
bisa, dengan semangat saya menjalain tesnya hingga saya berhasil lulus tes.
Semua berkat pendidikan pelajaran komputer yang rutin saya jalani selama
sekolah. akhirnya saya diterima, setelah diterima saya bekerja sebagai penjaga
perpustakaan , mencata surat masuk dan surat keluar. Gaji yang saya terima
dalam satu bulan sangat kecil, hanya 200rb. Saya tetap bersyukur karna ibadah.
Hari demi hari saya
jalani, saya mulai belajar membaca buku
karna memang mudah mendapatkan buku diperpustakaan tempat saya bekerja, pelajaran
apapun saya baca sambil bekerja, menurut saya ini pekerjaan sangan
menyenangkan, tidak hanya menjaga perpustakan saya juga menyapu, membersihkan
ruangan, yang
menjadi makanan saya sehari-hari, akhirnya dalam 3 bulan gaji saya
dinaikan menjadi 250rb. Suatu pencapaian yang memang sangat luar biasa.
Saya terus belajar didunia
pendidikan,bagaimana caranya mengajar dan lainnya saya pun tidak malu untuk
bertanya dengan guru-guru sekolah tersebut, memang saya tidak ada besik apapun didunia
pendidikan, tetapi saya selalu belajar dalam hal apapun, karna dengan belajar
saya pasti bisa, itu yang saya yakini sejak dunia kerja.setelah setahun bekerja
Akhirnya saya dibelikan sebuah komputer
dan saya diangkat menjadi Staf Admin (Tata Usaha) disekolah tersebut, berbekal kemampuan saya
waktu sekolah membuat saya sangat mudah menggunakan komputer.
Seiring berjalannya
waktu saya belajar banyak tentang komputer Ms.Excel dan Ms.Word mulai menjadi
kebiasaan saya sehari –hari, dari menulis surat sampai membuat pekerjaan
lainnya, makin lama saya makin mahir dalam pekerjaan ini.
Saya memang dianggap
hanya pekerja kontrak/honorarium yang kapan saja bisa diberhentikan, tidak
penah mau berhenti untuk belajar saya mulai mengenal teman-teman admin dari
sekolah lain, saya serasa dianggap
sebagai anak bawang. Saya tetap jalani dengan sabar dan penuh rasa syukur, hari
demi hari saya pun mulai belajar tentang pendidikan.
Ternyata memang tidak
mudah menjadi seorang guru, dari yang saya lihat, seorang guru harus mendidik
muridnya hingga berhasil, belum kenakalan anak murid disekolah, tetapi mereka
menjalani semua dengan sabar .
Suatu ketika, saya
mendapat pekerjaan tambahan untuk mengerjakan sebuah pekerjaan Ditingkat kota. saya dikirim bersama teman saya Anel namanya, saya bertemu dengan Anel
ditingkat kota, padahal Anel bekerja sebagai Staf Admin dikecamatan yang sama
oleh saya. Namun tidak pernah ketemu, serasa sejalan saya mulai nyambung dengan
anel dan dia pun sebaliknya. Berbekal kemampuan yang saya pelajari selama
bekerja ternyata berguna.
Saya mengerjakan data
bersama anel yang waktu itu memang sangat sulit
dan lama data haya bisa dikerjakan ditingkat kota, semua sekolah
mewakilkan saya dan anel untuk mengerjakan, saya memang dianggap remeh waktu
itu, tetapi saya tidak pernah mengeluh , yang saya yakini adalah “ Ketika
Saya Bisa Mereka Akan membutuhkan Saya”
itulah yang saya pegang sampai sekarang. Dari pagi hingga malam saya terus
bekerja disana tanpa pamrih,
Saya terus mengerjakan
tanpa mengharapkan imbalan apapun, yang sudah saya jelaskan diatas itu,keyakinan
saya dalam bekerja, hari demi hari pun berlalu, saya mengerjakan dengan teliti,
disela pekerjaan ada seorang yang bernama ALI disebagai atasan dalam pengerjaan
data ini. Dia pun mulai bertanya-tanya tentang saya dan rekan kerja saya Anel.
Dia melihat saya
begitu cekatan dalam bekerja dan sangat bersemagat, akhirnya saya bekenalan dan
saya diajarkan olehnya, cara-cara untuk mengatasi masalah dalam pekerjaan saya,
dia begitu baik mengajarkan tanpa imbalan sepeserpun. Setiap hari saya kesana
dan saya tidak pernam meminta apapun darinya, selalu yang saya yakini “ Kalo
saya bisa saya akan dibutuhkan”.
Disela istirahat saya
berkenalan dengan teman-teman lainnya yang mewakilkan dari setiap tempat kerja
masing-masing, kami pun larut dalam perbincangan, saling berkenalan dan saling
berbagi, ketika sedang berbincang ada yang bertanya ? Kamu lulusan Apa? Saya
pun terdiam sejenak.
Lalu saya menjawab : Saya
Lulusan SMK bang. Dan mereka menjawab : oh lulusan SMK, ko bisa?
Saya pun menjawab lagi : Ya namanya orang belajar dan berusaha pasti
bisa bang.
Memang saya Cuma lulusan SMK dan kebanyakan mereka Sarjana tapi saya tidak minder untuk ini, malah saya tambah bersemangat dalam bekerja. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa. Tak lama kemudian :
Memang saya Cuma lulusan SMK dan kebanyakan mereka Sarjana tapi saya tidak minder untuk ini, malah saya tambah bersemangat dalam bekerja. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa. Tak lama kemudian :
Saya dipanggil ALI ; Km Bantu saya ya nyelesaikan ini,
saya menjawab : bantuin pak , ?
Pak ALI : iya
kamu bantuin saya.
Saya menjawab : baik pak kalo
memang saya dibutuhkan saya siap membantu.
Akhirnya saya bekerja
mengerjakan pekerjaan saya, setelah pekerjaan saya selesai saya membantu Pak
Ali untuk merekap semua data-data sekolah SD Sekota Depok. Setiap hari saya
datang untuk membantu Pak Ali, Saya tidak pernah meminta untuk dibayar atau
imbalan, tetapi pak ali memberikan saya setiap kali saya datang. Dalam pikiran
saya “ udah belajar , dapat duit pula”
Akhirnya saya Mulai
dipercaya dan tidak dipandang sebelah mata oleh yang lainnya saya mulai
mengajarkan mereka, begitu senang saya bermanfaat untuk orang lain. Setiap kali
saya dipanggil atau ditelepon untuk membantu, dengan penghasilan saya disekolah
yang hanya 250rb akhirnya mendapat tambahan dari Pak Ali.” Allah tidak akan
menutup mata bagi yang berusaha dan berdoa”.
Disekolah tepat saya
bekerja ada seorang guru, Yaitu Pak RUDI namanya, yang usianya sekitar 40
tahun, beliau selalu memberi nasihat kepada saya, saya selalu mendengarkan apa
yang dia katakan karena dia berpengalaman dan hidup lebih dulu dari saya. Dalam
perbincangan beliau berbicara :
Pak Rudi : Ebit Kamu hebat
udah bisa ngerjain data-data.
Saya : ah pak rudi
bisa aja
Pak rudi : iya hebat, udah
kamu kuliah.
Saya : Kuliah pak? Jadi Kepikiran lagi deh untuk kuliah.
Pak Rudih : iya Kuliah.
Saya : waduh saya ga
ada biayanya pak, lagi pula saya kalo kuliah saya ingin menyekolahkan adik
saya dulu pak sampe dia lulus kuliah, jadi saya ga usah
kuliah.
Pak Rudih : Kamu ga usah takut
bit, km kuliah aja, saya dulu gaji kecil tapi akhirnya
lulus ga ada yang ga mungkin kalo kamu
mau berusaha.
Saya : iya sipak
bener memang ga ada yang ga mungkin, tapi saya masih
bingung.
Pak Rudih : yauda km pikirkan
aja dlo, yang penting kamu bisa kuliah.
Setelah berbincang
dengan pak rudi saya pun larut dalam renungan, dalam hati kecil saya memang
ingin melanjutkan kuliah tapi apa daya kendala dengan keuangan. Gaji yang kecil
bagaimana bisa kuliah sedangkan saya sedang kredit motor, gimana ngaturnya ya,
ah udalah jalanin aja. Yang penting Ikhlas dalam bekerja.
Tidak saya bayangkan
masukan dari pak rudi sangat membuat saya semakin giat dalam bekerja dan
belajar, tetapi saya tidak ada niat untuk kuliah , Dari Awal saya bekerja, saya
hanya ingin menyekolahkan adik saya yang masih sekolah DiSMK Negeri hingga dia
lulus sekolah setinggi-tingginya. Saya ingin sampai dia lulus menjadi Seorang
Sarjana , bagaimanapun caranya saya selalu berusaha untuk dia mengenyam
pendidikan diperguruan tinggi. Biar dia bisa lebih baik dari saya dan
orang tua saya, menyekolahkan dia hingga dia menjadi seorang yang berhasil,
tidak ingin dia miskin ilmu.
Dari situ saya
berfikir, Ketika hati ini bimbang , mana
yang harus dipilih? Saya harus memilih untuk kuliah dan berusaha agar adik saya
juga tetap kuliah, mengejar ilmu pendidikan setinggi-tingginya.
"belajarlah, kata yang sangat simple namun beribu makna"
mungkin sampai sini dulu cara ebit berbagi cerita tentang kehidupan cara ebit yang dari 0 berjuang untuk hidup yang lebih baik.